memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan
terdampar dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
seakan akan sosokmu nyata. . .
menjelma menjadi pahlawan kesiangan yang merusak kebahagiaan
dalam kenangan kau seret aku perlahan. . .
menuju masa yang harusnya ku lupakan
hingga aku kelelahan
hingga aku sadar, bahwa aku sedang dipermainkan
inikah caramu menyakitiku ?
inikah caramu mencabik-cabik perasaanku ?
apa dengan melihat tangisku itu berarti bahagia buatmu ?
apa dengan menorehkan luka dihatiku. . . berarti kemenangan bagimu
siapa aku dimatamu?
hingga begitu sulit kau lepaskan aku dari jeratanmu
apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia ?
apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk mencari kebebasan ?
mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan ?
kapan kau ajari aku kebebasan?
ajari aku caranya melupakan
meniadakan segala kecemasan. . .
meniadakan segala kenangan. . .
nyatanya derai air mataku hanya disebabkan olehmu
ajari aku caranya melupakan
sehingga aku lupa caranya menangis
sehingga aku lupa caranya meratap. . .
karna aku slalu kenal air mata
aku hanya ingin tertawa
sehingga hati aku. . . mati rasa akan luka
Musikalisasi puisi by @dwitasaridwita
0 Comment:
Posting Komentar
thank you for your comment and reading this post :)